Gambar dari https://assets.promediateknologi.com |
“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.”
-Ki Hajar Dewantara
DISIPLIN POSITIF dan NILAI-NILAI KEBAJIKAN UNIVERSAL
Terdapat beberapa miskonsepsi yang terjadi dalam memaknai kontrol di sekolah, berikut adalah miskonsepsi makna Kontrol terkait teori kontrol Dr. William Glaser:
- Guru mengontrol murid
- Semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
- Kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter
- Orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Beberapa miskonsepsi pada guru tersebut mengakibatkan kesalahan dalam pola pembimbingan murid di sekolah. Guru harus menyadari bahwa semua perilaku murid memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai. Perilaku murid yang tidak sesuai hendaknya dicari penyebabnya dan ditangani secara hangat dan terbuka bersama murid.
Walaupun terdengar positif, jika sifatnya adalah membujuk dan bukan muncul dari murid, itu tetap merupakan bentuk kontrol. Memberikan kritik dan membuat murid merasa bersalah membuat murid menuju pada identitas gagal. Guru merasa memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Padahal hendaknya guru memunculkan keinginan pada murid secara intrinsik.
Dari hal- hal tersebut dapat dimaknai bahwa disiplin adalah adalah perilaku yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
Dari hal- hal tersebut dapat dimaknai bahwa disiplin adalah adalah perilaku yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
Disiplin positif hendaknya membawa murid pada perwujudan nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal yang akan diwujudkan pada pelajar Indonesia terangkum dalam Profil Pelajar Pancasila dengan enak dimensinya yaitu:
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Mandiri
3. Bernalar Kritis
4. Berkebinekaan Global
5. Bergotong royong
6. Kreatif
TEORI MOTIVASI, HUKUMAN PENGHARGAAN, SEGITIGA RESTITUSI
Terdapat tiga bentuk motivasi dari perilaku manusia, dalam hal ini khususnya perilaku murid yang ditemui sehari-hari di sekolah, berdasarkan Diane Gossen - Restructuring School Discipline, yaitu :
- Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
- Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
- Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Motivasi yang terbaik dimiliki murid adala yang ketiga. Motivasi ini akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
Alfie Kohn (Punished by Rewards, 1993, Wawancara ASCD Annual Conference, Maret 1995) mengemukakan baik penghargaan maupun hukuman, adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya.
Menurut Kohn, secara ideal tindakan belajar itu sendiri adalah penghargaan sesungguhnya.
SEGITIGA RESTITUSI
Restitusi adalah sebuah pendekatan untuk menciptakan disiplin positif.
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan adalah nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.
Contoh-contoh nilai-nilai yang dapat dijadikan keyakinan kelas adalah keadilan, kehormatan, peduli, integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan lain-lain.
Guru dapat menerapkan pengambilan kesepakatan keyakinan kelas dengan murid di awal pembelajaran.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DAN DUNIA BERKUALITAS
Gambar dari Modul CGP Angkatan 5 |
DUNIA BERKUALITAS
Tempat khusus dalam pikiran Anda, tempat Anda menyimpan gambaran representasi dari semua yang Anda inginkan: bisa berisi orang-orang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup Anda dan membuat Anda merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda.
Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka menghargai nilai-nilai kebajikan.
RESTITUSI - 5 POSISI KONTROL
Berikut adalah posisi kontrol yang dilakukan guru di sekolah:
- Penghukum
- Pembuat merasa bersalah
- Teman
- Pemantau
- Manajer
RESTITUSI - SEGITIGA RESTITUSI
Modul CGP Angkatan 5 |
Membentuk budaya sekolah dengan berfokus pada kebutuhan murid dan pertumbuhan karakter positif bukanlah hal yang mudah.
Buah dari kerja keras ini dapat terlihat ketika kita menyadari bahwa murid kita telah bertumbuh menjadi seorang dewasa yang sukses di pekerjaan, kehidupan, dan relasinya dengan orang lain dengan karakter yang memiliki integritas tinggi, bertanggung jawab, dapat diandalkan, berbudi pekerti luhur, dan bermanfaat bagi lingkungan dan negara.
0 komentar:
Post a Comment